Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 10

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara lalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

Irab Surat AnNisa ayat 10





I. Bagian Pertama: Subjek dan Sifat

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

إِنَّ (Inna)

Harf Taukid wa Naṣb (Huruf Penguat dan Penashab)

Mabnī 'alā al-fatḥ, tidak memiliki kedudukan i'rāb. Menashabkan Ism-nya dan merafa'kan Khabar-nya.

الَّذِينَ (Al-laḍīna)

Ism Inna (Subjek Inna)

Ism Mawṣūl (Kata Sambung), mabnī 'alā fatḥ (tetap berharakat fatḥah) pada posisi naṣb.

يَأْكُلُونَ (Ya'kulūna)

Fi'l Muḍāri' (Kata Kerja Sekarang/Akan Datang)

Marfū', tanda raf'-nya adalah tsubūt an-nūn (adanya nūn) karena Al-Af'āl al-Khamsah (Lima Kata Kerja). Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il (Subjek).

أَمْوَالَ (Amwāla)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

الْيَتَامَىٰ (Al-Yatāmā)

Muḍāf Ilaih (Sandaran Kata)

Majrūr (dalam posisi jarr), tanda jarr-nya adalah kasrah muqaddarah (tersembunyi) di atas alif.

ظُلْمًا (Ẓulman)

Maf'ūl Li Ajlih (Objek Karena Alasan)

Manṣūb (berharakat fatḥah). Maknanya: "karena alasan kezaliman" atau "dengan tujuan berbuat zalim".

Jumlah يَأْكُلُونَ... ظُلْمًا

Ṣilah al-Mawṣūl (Anak Kalimat Penghubung)

Tidak memiliki kedudukan i'rāb, berfungsi menjelaskan الَّذِينَ.




II. Bagian Kedua: Predikat (Khabar Inna)

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

إِنَّمَا (Innamā)

Kāffah wa Makfūfah (Pengekang dan Terkekang)

Gabungan Inna dan Mā Zā'idah (tambahan) yang meniadakan fungsi Inna untuk menashabkan, sehingga kalimat setelahnya fokus pada penekanan.

يَأْكُلُونَ (Ya'kulūna)

Fi'l Muḍāri'

Marfū' dengan tsubūt an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il.

فِي بُطُونِهِمْ (Fī buṭūnihim)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq (terkait) dengan Ya'kulūna.

نَارًا (Nāran)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah). Secara tata bahasa, Nāran adalah objek, menunjukkan penegasan metaforis.

Jumlah إِنَّمَا يَأْكُلُونَ... نَارًا

Khabar Inna (Predikat Inna)

Berada pada posisi raf', berfungsi sebagai predikat untuk الَّذِينَ.


III. Bagian Ketiga: Hukuman Akhirat

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَسَيَصْلَوْنَ (Wa sayaṣlawna)

Wāw ('Aṭf) dan Fi'l Muḍāri'

Sīn (س) adalah Harf istiqbāl (huruf yang menunjukkan masa depan). Yaṣlawna adalah Marfū' dengan tsubūt an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il.

سَعِيرًا (Sa'īran)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah). Artinya: "Neraka Sa'īr".

Jumlah وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا

Ma'ṭūfah ('Aṭaf/Diikuti)

Berada pada posisi raf', di'aṭafkan kepada Khabar Inna sebelumnya.


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Penguatan Ganda: Ayat ini menggunakan dua penguatan: إِنَّ di awal dan إِنَّمَا pada khabar. Ini memberikan penekanan yang sangat kuat terhadap larangan dan konsekuensi perbuatan tersebut.

  2. Khabar dalam Bentuk Kalimat: Predikat (Khabar) untuk Ism Inna (الَّذِينَ) adalah satu kalimat penuh (إِنَّمَا يَأْكُلُونَ... نَارًا), bukan hanya satu kata.

  3. Metafora Nāran: Meskipun secara lafal (i'rāb) نَارًا adalah objek yang dimakan, maknanya adalah metafora: harta yatim yang dimakan itu akan berubah menjadi api neraka di perut mereka.

  4. Tanda Waktu Sīn: Penambahan huruf سَ pada سَيَصْلَوْنَ (sayaṣlawna) menunjukkan bahwa hukuman yang disebut akan terjadi di masa depan (yaitu di Akhirat).

Ayat ini menyimpulkan serangkaian perintah dan larangan mengenai anak yatim dengan ancaman paling keras bagi mereka yang melanggar hak-hak mereka.