Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

Al-Baqarah

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 183

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Irab Surat AlBaqarah ayat 183



Ayat ini adalah ayat yang menetapkan kewajiban puasa (shaum) bagi kaum beriman, sekaligus menekankan bahwa kewajiban ini juga pernah berlaku bagi umat-umat terdahulu.


1. Seruan dan Penetapan Hukum (Kutiba):

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ

Kata/Klausa

I'rab (Analisis Gramatikal)

Keterangan

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟

Nidā' (Seruan)

Seruan kepada orang-orang beriman.

كُتِبَ (Kutiba)

Fi'il Madhi Majhūl (Pasif)

عَلَيْكُمُ

Jar wa Majrur

Berkaitan dengan Kutiba.

ٱلصِّيَامُ (Aṣ-Ṣiyāmu)

Nā'ib Fa'il

Marfu' (Subjek yang dikenai pekerjaan pasif).


2. Klausa Perbandingan (Kamā):

كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ

Kata/Klausa

I'rab (Analisis Gramatikal)

Keterangan

كَمَا (Kamā)

Kāf Jar + Mā Maṣdarīyah

Kāf adalah huruf Jar (sebagai perbandingan). adalah Mā Maṣdarīyah (mengubah Kutiba menjadi Maṣdar). Jar wa Majrur ini berkaitan dengan Kutiba pertama.

كُتِبَ

Fi'il Madhi Majhūl

Berada dalam cakupan Maṣdar Mu'awwal dari .

عَلَى ٱلَّذِينَ

Jar wa Majrur

Berkaitan dengan Kutiba kedua. Al-Ladhīna (Ism Mawshul) di posisi Jar Mahally.

مِن قَبْلِكُمْ

Jar wa Majrur

Berkaitan dengan Shilah Mawshul yang tersembunyi (yaitu kānū/stagarru). Qabli adalah Mudhaf.


3. Tujuan Hukum (La‘alla):

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Kata/Klausa

I'rab (Analisis Gramatikal)

Keterangan

لَعَلَّكُمْ (La‘allakum)

La‘alla + Ism La‘alla

La‘alla (Harf Rajā'/Harapan). Kum adalah Ism La‘alla, di posisi Nashab Mahally.

تَتَّقُونَ (Tattaqūna)

Fi'il Mudhari' + Fa'il

Khabar La‘alla, di posisi Raf' Mahally. Marfu' Tsubutun Nūn.


Ayat ini berfungsi sebagai pembuka bagi serangkaian hukum puasa yang akan diuraikan pada ayat-ayat berikutnya, dengan tujuan utama mencapai derajat ketakwaan (taqwā).