Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 19

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Irab Surat AnNisa ayat 19

Ayat ini membahas larangan keras untuk mewarisi wanita secara paksa dan larangan menyusahkan istri agar mereka mengembalikan mahar.

I. Bagian Pertama: Larangan Mewarisi Wanita dan Menyusahkan Istri

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

يَا أَيُّهَا (Yā ayyuhā)

(Harf Nidā'), Ayya (Munādā), (Tanbīh)

Ayya mabnī 'alā ḍamm pada posisi naṣb.

لَا يَحِلُّ (Lā yaḥillu)

Lā Nāfiyah dan Fi'l Muḍāri' Marfū'

Marfū' (berharakat ḍammah).

لَكُمْ (Lakum)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq (terkait) dengan Yaḥillu.

أَن تَرِثُوا (An tariṡū)

An Nāṣibah dan Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Tariṡū adalah Manṣūb dengan ḥaḍfu an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il. Maṣdar Mu'awwal (أَن تَرِثُوا) adalah Fā'il dari يَحِلُّ pada posisi raf'. Artinya: "Mewarisi (itu) tidak halal bagi kalian."

النِّسَاءَ (An-Nisā'a)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

كَرْهًا (Karhan)

Ḥāl (Keadaan) atau Maf'ūl Muṭlaq

Manṣūb (berharakat fatḥah). Artinya: "secara paksa".

وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ (Wa lā ta'ḍulūhunna)

Wāw ('Aṭf), Lā Nāhiyah, Fi'l Muḍāri' Majzūm

Majzūm dengan ḥaḍfu an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il. Hunn (ـهنَّ) adalah Maf'ūl bih pada posisi naṣb.

لِتَذْهَبُوا (Li taḍhabū)

Lām al-'Illah (Lām Sebab) dan Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Manṣūb oleh An Muḍmarah (An yang diperkirakan ada) setelah Lām al-'Illah. Tanda naṣb-nya adalah ḥaḍfu an-nūn. Jārr wa Majrūr (Lām dan Maṣdar Mu'awwal) adalah Muta'alliq dengan Ta'ḍulūhunna.

بِبَعْضِ (Bi ba'ḍi)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Taḍhabū.

إِلَّا أَن يَأْتِينَ (Illā an ya'tīna)

Illā (Istithnā') dan An Nāṣibah + Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Ya'tīna Manṣūb dengan fatḥah muqaddarah di atas yā'. Nūn an-Niswa (نّ) adalah Fā'il. Maṣdar Mu'awwal (أَن يَأْتِينَ) adalah Mustaṡnā (yang dikecualikan) pada posisi naṣb.

بِفَاحِشَةٍ (Bi fāḥišatin)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Ya'tīna.

مُّبَيِّنَةٍ (Mubayyinatin)

Na'at (Sifat)

Majrūr, mengikuti fāḥišatin.




II. Bagian Kedua: Perintah Pergaulan dan Nasihat

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَعَاشِرُوهُنَّ (Wa 'āširūhunna)

Wāw ('Aṭf) dan Fi'l Amr (Kata Kerja Perintah)

Mabnī 'alā ḥaḍfi an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il. Hunn (ـهنَّ) adalah Maf'ūl bih.

بِالْمَعْرُوفِ (Bil-ma'rūfi)

Jārr wa Majrūr

Ḥāl (Keadaan) atau Muta'alliq dengan 'Āširūhunna.

فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ (Fa in karihtumūhunna)

Fā' (Istināf) dan In (Syarat Jāzim) + Fi'l Māḍī

Karihtumūhunna adalah Fi'l Syarṭ (Kata Kerja Syarat) pada posisi jazm. Tā' (ـتم) adalah Fā'il. Hunn (ـهنَّ) adalah Maf'ūl bih.

فَعَسَىٰ (Fa 'asā)

Fā' (Jawāb Syarṭ) dan Fi'l Māḍī Nāqiṣah

Mabnī 'alā al-fatḥ al-muqaddar.

أَن تَكْرَهُوا (An takrahū)

An Nāṣibah dan Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Takrahū adalah Manṣūb dengan ḥaḍfu an-nūn. Maṣdar Mu'awwal (أَن تَكْرَهُوا) adalah Ism 'Asā (Subjek 'Asā) pada posisi raf'.

شَيْئًا (Šay'an)

Maf'ūl bih

Manṣūb (berharakat fatḥah).

وَيَجْعَلَ (Wa yaj'ala)

Wāw ('Aṭf) dan Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Di'aṭafkan kepada تَكْرَهُوا, sehingga statusnya Manṣūb. Fā'il-nya adalah اللَّهُ. Jumlah أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا adalah Khabar 'Asā pada posisi naṣb.

خَيْرًا (Khayran)

Maf'ūl bih Awwal (Objek Pertama)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

كَثِيرًا (Kaṯīran)

Na'at (Sifat)

Manṣūb, mengikuti Khayran.


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Maf'ūl bih dari Tariṡū: Ayat ini melarang أَن تَرِثُوا النِّسَاءَ (mewarisi para wanita). Secara tata bahasa, An-Nisā'a adalah Maf'ūl bih dari Tariṡū. Ini merujuk pada praktik jahiliah di mana seorang laki-laki mewarisi istri dari kerabatnya yang meninggal, dan memiliki hak atas wanita tersebut, baik untuk menikahinya tanpa mahar baru atau menikahkannya kepada orang lain.

  2. Pengecualian (Istithnā'): Larangan menyusahkan istri (وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ) agar mereka mengembalikan mahar dikecualikan (إِلَّا أَن يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ - kecuali jika mereka melakukan perbuatan keji yang nyata). Maṣdar Mu'awwal dari أَن يَأْتِينَ berada pada posisi naṣb sebagai Mustaṡnā (pengecualian) dari i'llah (alasan). Artinya, alasan untuk menyusahkan (menahan) mereka hanya sah jika mereka terbukti berzina.

  3. Kata Kerja Kāna Tidak Sempurna ('Asā): فَعَسَىٰ (mudah-mudahan/semoga) adalah Fi'l Māḍī Nāqiṣah yang fungsinya menyerupai Kāna (walaupun jarang).

    • Ism 'Asā: أَن تَكْرَهُوا (Maṣdar Mu'awwal)

    • Khabar 'Asā: Kalimat وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا (dan Allah menjadikan di dalamnya kebaikan yang banyak).

  4. Kata Kerja Dua Objek (Yaj'ala): Kata kerja وَيَجْعَلَ (menjadikan) adalah Fi'l yang memiliki dua objek: خَيْرًا (kebaikan) sebagai Objek Pertama dan كَثِيرًا (banyak) sebagai Sifat darinya.

Ayat ini menetapkan dasar-dasar perlakuan etis terhadap wanita dalam pernikahan: larangan mengambil alih hak mereka secara paksa dan perintah untuk mempergauli mereka بِالْمَعْرُوفِ (dengan cara yang baik).