Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 22

Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).

Irab Surat AnNisa ayat 22

Ayat ini membahas larangan menikahi wanita yang pernah dinikahi ayah, yang dikenal sebagai pernikahan nikah al-maqtu (pernikahan yang dibenci/diharamkan).

I. Bagian Pertama: Larangan dan Pengecualian

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَلَا تَنكِحُوا (Wa lā tankiḥū)

Wāw ('Aṭf) dan Lā Nāhiyah + Fi'l Muḍāri' Majzūm

Majzūm dengan ḥaḍfu an-nūn (menghilangkan nūn). Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il (Subjek).

مَا ()

Ism Mawṣūl (Kata Sambung)

Maf'ūl bih (Objek) pada posisi naṣb. Artinya: "apa yang/wanita-wanita yang".

نَكَحَ (Nakaha)

Fi'l Māḍī (Kata Kerja Lampau)

Mabnī 'alā al-fatḥ.

آبَاؤُكُم (Ābā'ukum)

Fā'il (Subjek)

Marfū' (berharakat ḍammah).

مِنَ النِّسَاءِ (Mina n-nisā'i)

Jārr wa Majrūr

Ḥāl (Keadaan) dari atau yang diperkirakan ada.

Jumlah نَكَحَ آبَاؤُكُم...

Ṣilah al-Mawṣūl (Anak Kalimat Penghubung)

Tidak memiliki kedudukan i'rāb, berfungsi menjelaskan مَا.

إِلَّا مَا (Illā mā)

Illā (Istithnā' - Pengecualian) dan (Ism Mawṣūl)

adalah Mustaṡnā (yang dikecualikan) pada posisi naṣb. Menunjuk pada kasus yang telah terjadi di masa lalu (sebelum Islam).

قَدْ سَلَفَ (Qad salafa)

Qad (Harf Taukid) dan Fi'l Māḍī

Fi'l Māḍī mabnī 'alā al-fatḥ. Kalimat ini adalah Ṣilah al-Mawṣūl untuk مَا.




II. Bagian Kedua: Penegasan dan Kecaman

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

إِنَّهُ (Innahu)

Inna (Harf Taukid) dan Hā' (Ism Inna)

Hā' (ـه) adalah Ism Inna pada posisi naṣb, kembali kepada perbuatan menikahi istri ayah.

كَانَ (Kāna)

Fi'l Māḍī Nāqiṣah (Tidak Sempurna)

Mabnī 'alā al-fatḥ. Ism Kāna adalah ḍamīr mustatir (tersembunyi) yang kembali kepada Hā' (ـه) pada Innahu.

فَاحِشَةً (Fāḥišatan)

Khabar Kāna Awwal (Predikat Kāna Pertama)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

وَمَقْتًا (Wa maqtan)

Ma'ṭūf (Diikuti)

Manṣūb, mengikuti Fāḥišatan. Maqtan berarti "kebencian yang sangat besar".

وَسَاءَ (Wa sā'a)

Wāw ('Aṭf/Istināf) dan Fi'l Māḍī Jāmid (Kata Kerja Lampau Tidak Berubah)

Fi'l al-Ḏamm (Kata Kerja Pencelaan/Kecaman), mabnī 'alā al-fatḥ. Fā'il-nya adalah ḍamīr mustatir yang kembali kepada perbuatan tersebut (nikah al-maqtu).

سَبِيلًا (Sabīlan)

Tamyīz (Pembeda/Penjelas)

Manṣūb (berharakat fatḥah). Menjelaskan makna Sā'a. Secara lafal, Tamyīz ini sering kali menempati posisi yang secara makna adalah Maf'ūl bih untuk Sā'a.

Jumlah كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا...

Khabar Inna (Predikat Inna)

Pada posisi raf'.


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Larangan dengan Lā Nāhiyah: Ayat dibuka dengan larangan keras (وَلَا تَنكِحُوا) yang menggunakan Lā Nāhiyah. Kata kerja تَنكِحُوا adalah Majzūm dengan menghilangkan nūn.

  2. Pengecualian Historis (Illā Mā Qad Salafa): Pengecualian ini, إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ (kecuali apa yang telah terjadi di masa lalu), menunjukkan bahwa Allah mengampuni perbuatan tersebut yang terjadi sebelum turunnya hukum ini, namun hukumnya berlaku tegas mulai saat itu. مَا dalam Illā Mā adalah Mustaṡnā yang Manṣūb.

  3. Kecaman Tiga Sifat: Allah mengecam perbuatan ini dengan tiga sifat yang manṣūb (predikat Kāna atau Ma'ṭūf):

    • فَاحِشَةً (keji/kotor),

    • وَمَقْتًا (sangat dibenci/dimurkai),

    • وَسَاءَ سَبِيلًا (dan seburuk-buruknya jalan).

  4. I'rāb Sā'a: وَسَاءَ adalah Fi'l al-Ḏamm (kata kerja pencelaan), yang lazim diikuti oleh Tamyīz (pembeda), yaitu سَبِيلًا. Struktur ini memberikan penekanan kecaman yang tertinggi.

Ayat ini menghapus tradisi jahiliah yang mengizinkan pernikahan dengan mantan istri ayah, menegaskan status perbuatan tersebut sebagai dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah.