Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 32

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Irab Surat AnNisa ayat 32

Ayat ini melarang orang-orang beriman untuk menginginkan (iri) terhadap karunia dan kelebihan duniawi yang telah diberikan Allah kepada sebagian orang atas sebagian yang lain, dan mengajarkan cara yang benar untuk memohon rezeki dan karunia.

I. Bagian Pertama: Larangan Menginginkan Karunia Orang Lain

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَلَا تَتَمَنَّوْا (Wa lā tatamannaw)

Wāw ('Aṭf) dan Lā Nāhiyah + Fi'l Muḍāri' Majzūm

Majzūm dengan ḥaḍfu an-nūn (hilangnya nūn). Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il (Subjek).

مَا ()

Ism Mawṣūl (Kata Sambung)

Maf'ūl bih (Objek) pada posisi naṣb. Artinya: "apa yang/hal-hal yang".

فَضَّلَ (Faḍḍala)

Fi'l Māḍī (Kata Kerja Lampau)

Mabnī 'alā al-fatḥ.

اللَّهُ (Allāhu)

Fā'il (Subjek)

Marfū' (berharakat ḍammah).

بِهِ (Bihī)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq (terkait) dengan Faḍḍala.

بَعْضَكُمْ (Ba'ḍakum)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

عَلَىٰ بَعْضٍ ('Alā ba'ḍin)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Faḍḍala.

Jumlah فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ...

Ṣilah al-Mawṣūl (Anak Kalimat Penghubung)

Tidak memiliki kedudukan i'rāb, berfungsi menjelaskan مَا.




II. Bagian Kedua: Prinsip Kewarisan dan Perolehan

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

لِّلرِّجَالِ (Lir-rijāli)

Jārr wa Majrūr

Khabar Muqaddam (Predikat yang didahulukan) pada posisi raf' (secara makna).

نَصِيبٌ (Naṣībun)

Mubtada' Mu'akhkhar (Subjek yang Diakhirkan)

Marfū' (berharakat ḍammah). Artinya: "Bagi laki-laki ada bagian."

مِّمَّا (Mimmā)

Min (Jārr) + (Ism Mawṣūl Majrūr)

Jārr wa Majrūr yang berfungsi sebagai Na'at (Sifat) untuk نَصِيبٌ pada posisi raf'.

اكْتَسَبُوا (Iktasabū)

Fi'l Māḍī

Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il. Ṣilah al-Mawṣūl untuk مَا.

وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ

Struktur sama dengan sebelumnya. Nūn an-Niswa (نَّ) pada اكْتَسَبْنَ adalah Fā'il bagi wanita.


III. Bagian Ketiga: Perintah Memohon dan Penutup

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَاسْأَلُوا (Wa s'alū)

Wāw ('Aṭf/Istināf) dan Fi'l Amr (Kata Kerja Perintah)

Mabnī 'alā ḥaḍfi an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il.

اللَّهَ (Allāha)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

مِن فَضْلِهِ (Min faḍlihī)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan S'alū.

إِنَّ اللَّهَ (Inna Allāha)

Inna (Harf Taukid) dan Ism Inna

Manṣūb.

كَانَ (Kāna)

Fi'l Māḍī Nāqiṣah

Ism Kāna adalah ḍamīr mustatir yang kembali ke Allah.

بِكُلِّ شَيْءٍ (Bi kulli šay'in)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan عَلِيمًا. Kulli adalah Muḍāf. Šay'in adalah Muḍāf Ilaih.

عَلِيمًا ('Alīman)

Khabar Kāna (Predikat Kāna)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

Jumlah كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Khabar Inna (Predikat Inna)

Pada posisi raf'.


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Larangan Tatamannaw: Kata kerja تَتَمَنَّوْا (kalian menginginkan/iri) adalah Majzūm karena didahului oleh لَا النَّاهِيَة (Lā larangan). Ayat ini melarang rasa iri terhadap kelebihan duniawi orang lain.

  2. Prinsip Jārr wa Majrūr sebagai Khabar Muqaddam: Frasa لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ dan وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ memiliki struktur kebalikan (taqdīm wa ta'khīr).

    • لِّلرِّجَالِ (Bagi laki-laki) adalah Jārr wa Majrūr yang berfungsi sebagai Khabar Muqaddam.

    • نَصِيبٌ (bagian) adalah Mubtada' Mu'akhkhar. Penggunaan struktur ini menekankan bahwa setiap kelompok (laki-laki dan perempuan) pasti memiliki bagian (dari usaha atau warisan mereka), sesuai ketetapan Allah.

  3. Hukum Perintah Wa s'alū: Setelah melarang iri, Allah memerintahkan jalan yang benar untuk memperoleh karunia, yaitu dengan memohon (وَاسْأَلُوا) kepada Allah dari karunia-Nya (مِن فَضْلِهِ). Ini adalah Fi'l Amr yang mabnī 'alā ḥaḍfi an-nūn.

  4. Penutup Bi Kullī Šay'in 'Alīman: Penutup ayat ini menekankan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk niat di balik permintaan dan pembagian rezeki. بِكُلِّ شَيْءٍ (terhadap segala sesuatu) adalah Jārr wa Majrūr yang Muta'alliq dengan sifat عَلِيمًا (Maha Mengetahui).