Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 43

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Irab Surat AnNisa ayat 43

Ayat ini berisi perintah yang sangat penting mengenai shalat, yaitu larangan mendekati shalat dalam keadaan mabuk dan junub, serta perintah untuk bersuci (wudu atau tayammum).

I. Bagian Pertama: Larangan Mendekati Shalat dalam Keadaan Mabuk

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا (Yā ayyuhā...)

Nidā' (Panggilan)

Panggilan kepada orang-orang beriman.

لَا تَقْرَبُوا (Lā taqrabū)

Lā Nāhiyah dan Fi'l Muḍāri' Majzūm

Majzūm dengan ḥaḍfu an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il (Subjek).

الصَّلَاةَ (Aṣ-ṣalāta)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah).

وَأَنتُمْ سُكَارَىٰ (Wa antum sukārā)

Wāw al-Ḥāl (Wāw Keadaan) dan Jumlatu l-Ḥāl

Antum (Ḍamīr Munfaṣil - Mubtada'). Sukārā (Khabar Marfū' dengan ḍammah muqaddarah). Kalimat ini menjelaskan keadaan Fā'il saat dilarang.

حَتَّىٰ تَعْلَمُوا (Ḥattā ta'lamū)

Ḥattā (Jārr) + An Muḍmarah + Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Ta'lamū adalah Manṣūb dengan ḥaḍfu an-nūn. Maṣdar Mu'awwal dari An Ta'lamū adalah Majrūr dengan Ḥattā.

مَا تَقُولُونَ (Mā taqūlūna)

(Ism Mawṣūl - Maf'ūl bih) dari Ta'lamū.

Artinya: "apa yang kalian katakan."




II. Bagian Kedua: Larangan Mendekati Shalat dalam Keadaan Junub

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَلَا جُنُبًا (Wa lā junuban)

Wāw ('Aṭf) dan Lā Nāfiyah

Junuban adalah Maf'ūl bih bagi Taqrabū yang dihilangkan (Wa lā taqrabūhū junuban) atau Ḥāl (keadaan) yang diutamakan (Muqaddam) dari Ḍamīr (kalian).

إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ (Illā 'ābirī sabīlin)

Illā (Istithnā' - Pengecualian) dan 'Ābirī (Mustaṡnā)

Mustaṡnā Manṣūb dengan yā' karena Jam' Muḏakkar Sālim. Nūn dihilangkan karena Iḍāfah. Artinya: "kecuali orang yang sedang melewati jalan."

حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا (Ḥattā taghtasilū)

Ḥattā (Jārr) + An Muḍmarah + Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Taghtasilū adalah Manṣūb dengan ḥaḍfu an-nūn.


III. Bagian Ketiga: Syarat dan Perintah Tayammum

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَإِن كُنتُم (Wa in kuntum)

Wāw ('Aṭf) dan In (Syarat Jāzim) + Kāna Nāqiṣah Majzūmah

Fi'l Syarṭ pada posisi jazm. Tā' (ـتم) adalah Ism Kāna.

مَّرْضَىٰ (Marḍā)

Khabar Kāna

Manṣūb.

أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ (Aw 'alā safarin)

Aw ('Aṭf) dan Jārr wa Majrūr

Ma'ṭūf kepada Marḍā (Khabar Kāna).

أَوْ جَاءَ أَحَدٌ... (Aw jā'a aḥadun...)

Aw ('Aṭf) dan Fi'l Māḍī

Di-'aṭaf-kan kepada Kuntum. Aḥadun adalah Fā'il.

أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ (Aw lāmastumu n-nisā'a)

Aw ('Aṭf) dan Fi'l Māḍī

Tā' (ـتم) adalah Fā'il. An-nisā'a adalah Maf'ūl bih.

فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً (Fa lam tajidū mā'an)

Fā' (Rabṭ al-Jawāb) dan Lam (Jāzim) + Fi'l Muḍāri' Majzūm

Fi'l Muḍāri' Majzūm dengan ḥaḍfu an-nūn.

فَتَيَمَّمُوا (Fa tayammamū)

Fā' (Jawāb Syarṭ) dan Fi'l Amr

Jawāb Syarṭ pada posisi jazm (secara keseluruhan). Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il.

صَعِيدًا (Ṣa'īdan)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah). Artinya: "permukaan tanah."

طَيِّبًا (Ṭayyiban)

Na'at (Sifat)

Manṣūb.

فَامْسَحُوا (Fa msahū)

Fā' ('Aṭf) dan Fi'l Amr

Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il.

بِوُجُوهِكُمْ (Bi wujūhikum)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Imsahū.

وَأَيْدِيكُمْ (Wa aydīkum)

Wāw ('Aṭf) dan Ma'ṭūf

Majrūr (secara makna, mengikuti Wujūh).


IV. Bagian Keempat: Penutup Ayat

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

Inna Allāha (Ism Inna Manṣūb) + Kāna (Ism Kāna ḍamīr mustatir) + 'Afuwwan (Khabar Kāna Awwal) + Ghafūran (Khabar Kāna Ṡānī).

Penutup yang menegaskan bahwa keringanan Tayammum adalah manifestasi sifat pemaaf dan pengampun Allah.


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Ḥāl (Keadaan) sebagai Larangan: Larangan pertama لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنتُمْ سُكَارَىٰ menggunakan Wāw al-Ḥāl (وَأَنتُمْ سُكَارَىٰ) untuk menjelaskan keadaan terlarang, yaitu dalam keadaan mabuk.

  2. Istithnā' (Pengecualian) untuk Junub: Larangan kedua, وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ (dan tidak pula [shalat] dalam keadaan junub, kecuali orang yang sedang dalam perjalanan). جُنُبًا adalah Ḥāl atau Maf'ūl bih yang didahulukan. عَابِرِي سَبِيلٍ adalah Mustaṡnā Manṣūb (yang dikecualikan).

  3. Struktur Syarat Panjang (Kuntum Marḍā... Fa Tayammamū): Bagian tayammum adalah rangkaian kalimat bersyarat:

    • Syarat: وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ... فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً (Jika kalian sakit/dalam perjalanan/buang hajat/berhubungan, lalu tidak menemukan air).

    • Jawaban: فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا (Maka bertayammumlah dengan tanah yang bersih). Jawaban ini wajib didahului Fā' karena berupa Fi'l Amr.

  4. Maf'ūl bih Tayammum: Kata صَعِيدًا طَيِّبًا (permukaan tanah yang bersih) adalah Maf'ūl bih dari kata kerja فَتَيَمَّمُوا.

  5. Ḥaḍfu Yā' (Penghilangan Huruf Yā'): Kata وَأَيْدِيكُمْ (tangan-tangan kalian) seharusnya wa aydīyukum karena di-'aṭaf-kan kepada Wujūhikum yang Majrūr. Majrūr dengan tanda kasrah muqaddarah atau secara makna mengikuti Wujūhikum.