Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 53

Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendati pun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia,

Irab Surat AnNisa ayat 53

Ayat ini merupakan pertanyaan retoris yang mengecam kekikiran Ahli Kitab (khususnya orang Yahudi), yang pelit dalam membagi kekuasaan atau karunia, bahkan sekecil apa pun.

I. Bagian Pertama: Pertanyaan Mengecam dan Status Kekuasaan

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

أَمْ (Am)

Harf 'Aṭf (Huruf Penghubung)

Digunakan dalam Istifhām Inkārī (pertanyaan retoris) yang bermakna pencelaan. Memotong kalimat sebelumnya (sebagai kelanjutan kecaman).

لَهُمْ (Lahum)

Jārr wa Majrūr

Khabar Muqaddam (Predikat yang didahulukan) pada posisi raf'.

نَصِيبٌ (Naṣībun)

Mubtada' Mu'akhkhar (Subjek yang diakhirkan)

Marfū' (berharakat ḍammah).

مِّنَ الْمُلْكِ (Mina al-mulki)

Jārr wa Majrūr

Na'at (Sifat) untuk Naṣībun.




II. Bagian Kedua: Konsekuensi Kekuasaan yang Pelit

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

فَإِذًا (Fa idan)

Fā' ('Aṭf/Sababiyyah) dan Iḏan (Harf Jawāb wa Jazā')

Fā' menunjukkan sebab-akibat. Iḏan adalah huruf respons atau balasan (yang membatalkan naṣb jika ada Fi'l setelahnya, namun di sini berfungsi sebagai respons).

لَّا يُؤْتُونَ (Lā yu'tūna)

Lā Nāfiyah dan Fi'l Muḍāri'

Marfū' dengan tsubūt an-nūn. Wāw al-Jamā'ah adalah Fā'il.

النَّاسَ (An-nāsa)

Maf'ūl bih Awwal (Objek Pertama)

Manṣūb. Kata kerja Yū'tūna (memberi) memiliki dua objek.

نَقِيرًا (Naqīran)

Maf'ūl bih Ṡānī (Objek Kedua)

Manṣūb (berharakat fatḥah). Artinya: "sedikit pun" (sekecil titik pada biji kurma).


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Gaya Bahasa Istifhām Inkārī (Am): Ayat dibuka dengan أَمْ (Ataukah). Ini adalah huruf yang digunakan untuk melanjutkan pertanyaan retoris yang bermakna pengingkaran dan pencelaan terhadap klaim atau harapan yang tidak berdasar. Artinya, Ahli Kitab (yang dikutuk di ayat 52) pasti tidak memiliki bagian kekuasaan atau karunia ilahi.

  2. Struktur Khabar Muqaddam: Frasa لَهُمْ نَصِيبٌ (bagi mereka ada bagian) adalah contoh di mana Khabar (Jārr wa Majrūr: Lahum) didahulukan di depan Mubtada' (Nakirah: Naṣībun).

  3. Fā' Iḏan: فَإِذًا (maka kalau begitu) berfungsi sebagai respons terhadap hipotesis yang ditanyakan oleh Am (seandainya mereka punya kekuasaan). Iḏan menunjukkan bahwa konsekuensi dari kepemilikan kekuasaan oleh mereka adalah kekikiran yang ekstrem (لَّا يُؤْتُونَ النَّاسَ نَقِيرًا).

  4. Kata Kerja Dua Objek (Yū'tūna): Kata kerja يُؤْتُونَ (memberi) adalah Fi'l yang menuntut dua objek:

    • Objek 1: النَّاسَ (manusia).

    • Objek 2: نَقِيرًا (sekecil naqīr).

Ayat ini menyiratkan bahwa sifat kikir dan pelit mereka tidak hanya terbatas pada harta, tetapi juga pada penyebaran hidayah, karunia kenabian, dan kekuasaan—sifat yang sangat kontras dengan ajaran Islam.







Gemini dapat membuat kesalahan, jadi periksa kembali responsnya