| Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: 'Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!' Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: 'Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?' Katakanlah: 'Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun. |
Ayat ini mencela sebagian orang beriman yang diwajibkan berperang di
Madinah setelah sebelumnya meminta izin berperang di Mekah. Ketika
perintah perang yang sesungguhnya datang, mereka malah takut kepada
manusia (musuh) seperti takut kepada Allah, dan mereka mengajukan
keberatan.
🧐 Analisis
I'rāb (Gramatikal)
I. Bagian Pertama:
Mencela Permintaan Perang dan Kewajiban Awal
Kata
|
I'rāb (Kedudukan
Gramatikal)
|
Keterangan/Status
|
أَلَمْ
تَرَ (Alam tara)
|
Hamzah (Istifhām
Inkārī) + Lam (Jāzim) + Fi'l Muḍāri' Majzūm
|
Pertanyaan retoris
bermakna pencelaan. Tara majzūm dengan ḥaḍfu
ḥarf al-'illah.
|
إِلَى
الَّذِينَ (Ilā al-laḍīna)
|
Jārr wa Majrūr
|
Muta'alliq
dengan Tara.
|
قِيلَ
لَهُمْ (Qīla lahum)
|
Fi'l Māḍī Majhūl
+ Jārr wa Majrūr
|
Ṣilah al-Mawṣūl
(Anak Kalimat Penghubung) untuk الَّذِينَ.
|
كُفُّوا
أَيْدِيَكُمْ (Kuffū aydīyakum)
|
Fi'l Amr +
Maf'ūl bih
|
Maqūl al-Qaul
(Isi Ucapan) pada posisi naṣb (secara makna).
|
وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
|
'Aṭaf
|
Di-'aṭaf-kan kepada
Kuffū. Semua berstruktur Fi'l Amr + Maf'ūl
bih.
|
🔑 Poin
Utama I'rāb Ayat
Istifhām Inkārī: Ayat dibuka dengan أَلَمْ
تَرَ (Tidakkah kamu perhatikan?), yang
merupakan kecaman atas kontradiksi sikap sebagian orang beriman.
Kewajiban Awal (Kuffū, Aqīmū, Ātū):
Di Mekah (sebelum hijrah), mereka diperintahkan untuk menahan diri
dari perang (كُفُّوا
أَيْدِيَكُمْ), dan berfokus pada
ibadah formal (وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ).
Fā' al-Fujā'ah (Iḏā):
Ketika perintah perang datang (فَلَمَّا
كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ),
mereka terkejut, ditunjukkan oleh إِذَا
(tiba-tiba/kejutan) yang mengikat Jawāb Syarṭ
dari Lammā.
Maf'ūl Muṭlaq Non-Maṣdar: كَخَشْيَةِ
اللَّهِ (seperti rasa takut kepada Allah)
berfungsi sebagai Maf'ūl Muṭlaq (yang menjelaskan jenis
perbuatan), meskipun secara lafaz ia adalah Jārr wa Majrūr.
Ini menekankan intensitas rasa takut mereka kepada manusia.
Tamyīz: خَشْيَةً
adalah Tamyīz yang menjelaskan perbandingan
pada Ašadda (lebih keras dalam hal apa? Dijawab:
rasa takut).
Harf Taḥḍīḍ (Lawlā):
لَوْلَا
أَخَّرْتَنَا (Mengapa tidak Engkau
tangguhkan kami?) adalah ungkapan penyesalan/keberatan yang
digunakan untuk menuntut penangguhan kewajiban.
Nā'ib 'an al-Maf'ūl al-Muṭlaq: فَتِيلًا
(seukuran benang tipis di tengah biji kurma) adalah
Nā'ib 'an al-Maf'ūl al-Muṭlaq yang menunjukkan penekanan
yang kuat pada keadilan: mereka tidak akan dizalimi sedikit pun.
Ayat ini memperlihatkan bahwa rasa takut kepada musuh dan kecintaan
pada dunia adalah penyakit jiwa yang dapat menggugurkan keberanian,
dan Allah membantah keberatan mereka dengan menyepelekan nilai dunia
(مَتَاعُ
الدُّنْيَا قَلِيلٌ).